KENDARI, SULTRAINFORMASI.ID – Krisna (31) warga asal Konawe Selatan (Konsel) menyesalkan langkah polisi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tidak melayaninya saat memasukkan aduan kasus penipuan baik di Polsek maupun Polda Sultra. Krisna malah disuruh usaha mencari sendiri hingga pada akhirnya menemukan dua petunjuk awal.
Tidak puas dengan pelayanan polisi, Krisna pun berusaha sendiri. Ia kembali ke RSUD Kota Kendari dan mencari petunjuk pelaku yang membawa handphone tersebut. Ternyata ada salah satu ojol bernama Nandar yang membawa handphone tersebut ke Indomaret di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Anaiwoi, Kecamatan Kadia, Kendari.
“Itu ojol dia hanya terima orderan juga. Dia bawa ke Indomaret itu handphone. Yang pesan atas nama David. Ini petunjuk awal yang saya dapat,” ucapnya.
Mendapat petunjuk awal itu, Krisna bergegas menuju Indomaret tersebut. Ia bertanya kepada salah satu kasir terkait ciri-ciri barangnya yang hilang. Penjaga kasir mengakui barang tersebut, tetapi sudah ada ojol lain yang membawanya.
“Ada ojol lagi yang datang ambil. Beda lagi ojolnya. Kayaknya dia hanya terima pesanan lagi dari pelaku. Sekarang sudah ada dua petunjuk ini, tetapi ojol yang kedua ini saya belum tahu dibawa ke mana itu handphone,” tambah Krisna.
Saat ini, Krisna terus mengelilingi tempat penitipan barang di Kendari sembari mencari sosok ojol kedua. Ia juga telah didampingi Buser 77 Satreskrim dan Intelkam Polresta Kendari menyelidiki kasus tersebut.
“Di situ harapanku. Mudah-mudahan itu ojol dia masih tahu lokasinya dia antar. Mudah-mudahan Buser 77 dengan Intelkam Polresta Kendari bisa bantu saya,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Krisna yang bekerja pada bagian pemasaran handphone awalnya menerima pesanan dari seorang pelanggan. Keduanya berkomunikasi via WhatsApp dan janjian bertemu di RSUD Kota Kendari, Jumat (07/02/2024) pagi.
Sesampainya di RSUD Kota Kendari, Krisna kembali berkomunikasi dengan pelanggan tersebut. Pelanggan itu meminta Krisna menitipkan handphone kepada resepsionis RSUD Kota Kendari.
Pelanggan itu kemudian mengarahkan Krisna datang ke lobi salah satu hotel di Kendari. Di hotel tersebut, pelanggan tersebut berjanji memberikan uang atau membayar harga handphone yang dipesan.
“Saya akui itu kelalaianku. Seharusnya itu handphone (HP) saya bawa saja. Jangan saya simpan di resepsionis,” kata Krisna.
Sesampainya di lobi hotel, Krisna intens berkomunikasi dengan pelaku di WhatsApp (WA). Hanya saja, pelaku berusaha mengulur waktu dan meminta Krisna tetap menunggu di lobi hotel.
Terlalu lama menunggu, Krisna merasa aneh. Ia pun memutuskan kembali ke RSUD Kota Kendari untuk mengambil handphone. Namun, Krisna kaget, karena handphone yang dititip sudah diambil salah seorang ojok online (ojol).
“Saya tanya itu resepsionis, ada ojol yang datang ambil,” bebernya.
Krisna pun menyadari bahwa dirinya sudah ditipu. Ia langsung bergegas melapor ke Polsek Poasia. Beberapa jam menunggu, Krisna tidak mendapatkan pelayanan memuaskan. Aduannya ditolak dan diarahkan melapor ke Polda Sultra.
“Alasannya, tidak ada alat untuk cek itu handphone yang dibawa. Makanya saya disuruh ke polda,” sesalnya.
Di Polda Sultra, Krisna kembali mendapatkan perlakukan sama. Penyidik yang memeriksa Krisna justru tidak membuatkan aduan. Krisna malah diminta berusaha mandiri dan mencari sendiri barang hilang.
“Ada kejadian yang sama, lokasi handphone didapat di pengiriman. Makanya aduanku tidak dibuat. Saya disuruh dulu cari sendiri di J&T, JNE, dan sekeliling,” pungkasnya.
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢 𝐆𝐨𝐨𝐠𝐥𝐞 𝐁𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐮𝐥𝐭𝐫𝐚𝐢𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢.𝐢𝐝, 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐧𝐢.