Arus Balik Lebaran, Penumpang Padati Pelabuhan Kapal Cepat Fiber Tobaku, Dishub: Patuhi Prokes

  • Share
Para penumpang akan memasuki pintu kapal fiber. Foto: Ald.
Para penumpang akan memasuki pintu kapal fiber. Foto: Ald.

Kolaka Utara, Sultra Informasi – Berakhirnya larangan mudik lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah dari pemerintah pusat, membuat Pelabuhan Kapal Cepat Fiber Tobaku, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) tujuan Pelabuhan Siwa, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali dioperasikan.

Sebelumnya kapal cepat Fiber MV Trans JB stop beroperasi yang dimulai pada 6 Mei hingga 17 Mei 2021. Pada Selasa kemarin tanggal 18 Mei kapal cepat tersebut kembali beroperasi.

Pada pantauan dilokasi, pada hari ini Rabu (19/05) para penumpang yang akan menyeberang ke Sulsel terlihat sudah memadati kawasan pelabuhan.

Melihat banyaknya arus balik pemudik, pihak pelabuhan telah mengambil langkah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Kepala Dinas Perhubungan Kolut, Ir Junus mengatakan, pihaknya akan membatasi 50 persen dari kapasitas tempat kursi di kapal yang ada.

“Tetapi tentu dalam kebijakan itu melihat animo penumpang yang terjadi, sehingga mungkin ada dispensasi sampai dengan 2 per 3 set kursi yang ada kita isi,” kata Junus saat ditemui dikawasan pelabuhan, pada Rabu (19/05).

Kata Junus, kami akan upayakan jika memang nantinya para penumpang terlihat menumpuk kita minta kapal ini dua kali pemberangkatan dalam sehari.

“Terkait kebijakan pemberangkatan trip dua kali itu hanya sekedar saran kepada pemilik perusahaan, karena ini sifatnya profit kalau tidak menguntungkan pasti pihak mereka tidak melakukan itu, walaupun itu kebijakan pemerintah daerah,” ujar Junus.

Para penumpang berbondong-bondong dikawasan pelabuhan. Foto: Ald.

Junus menambahkan, saat ini para penumpang terlihat menumpuk akibat adanya miskomunikasi karena dipemeriksaan suhu alat cuman satu tetapi masyarakat berbondong-bondong.

“Saya sarankan besok paling kurang disediakan dua alat pengecekan suhu,” jelasnya.

Menurut Junus, para penumpang yang akan menyeberang dilakukan pengecekan suhu terlebih dahulu, karena menurutnya untuk test rapid itu akn membebani lagi biaya.

“Iya, karena sekarang itu biaya rapid sekitar Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu per orang, sehingga kita disini melakukan tes suhu yang dicurigai suhunya diatas standar itu kita akan rapid,” tutur Junus.

“Saya juga berharap untuk semua penumpang mematuhi protokol kesehatan,” tutupnya.

Laporan: Ald

Editor: Ald

  • Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *