Kendari, sultrainformasi.id – Kontenstasi Pemilihan Umum Raya (Pemira) Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) yang digelar beberapa hari yang lalu kembali menorehkan sejarah baru.
Wanita cantik asal Kolaka Timur (Koltim) Reina Aulia Raodah Madjid menjadi perempuan pertama menduduki kursi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Farmasi, UHO.
Mahasiswi asal Koltim itu, mengatakan, sejak berdirinya Fakultas Farmasi UHO baru pertama kali dipimpin oleh seorang perempuan. Menurut Reina ini merupakan sebuah tantangan bagi dirinya.
“Terpilihnya saya sebagai ketua BEM tentu menjadi tantangan tersendiri bagi saya, Insha Allah saya akan membuktikan bahwa sebenarnya perempuan itu bisa, mampu dan berpotensi apabila diberi ruang dan kesempatan,” kata Reina kepada Sultra Informasi melalui pesan WhatsApp, pada Senin (27/12) malam.
Ia menegaskan, bahwa perlu dipahami kepemimpinan perempuan dan kepemimpinan laki-laki tentu berbeda, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
“Sebagai seorang perempuan saya akan memimpin dengan penuh ketulusan, kasih sayang dan menyentuh dengan hati,” jelas Reina.
Reina menambahakan, menjadi ketua BEM tentu adalah amanah besar bagi dmsaya untuk mengabdikan diri dan berbuat lebih untuk fakultas farmasi.
“Saya menyadari bahwa menjadi seorang pemimpin adalah tentang menjadi seorang pelayan dan pengabdi yang memerintah dengan petunjuk bukan dengan telunjuk. Insha Allah saya akan bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai visi dan misi,” tambahnya.
“Visi dan Misi saya yakni, Berkolaborasi Menciptakan SDM Farmasi yang Visioner, Krwatif dan Inovatif Melalui Organisasi BEM Farmasi yang Adaptif dan Responsir demi Mencapai Fakultas Farmasi yang Unggul dan Berdaya Saing,” sambungnya.
Lanjut Reina, dia meyakini ditangan seorang perempuan beserta pengurus BEM akan menciptakan tim impian yang akan mewujudkan Visi dan Misi untuk kemajuan Fakultas Farmasi.
“Kolaborasi adalah kunci segala bentuk metode harus digabungkan untuk mencapai tujuan. Saatnya Fakultas Farmasi berbenah untuk jauh lebih unggul dengan pendekatan digital, modernisasi, IT serta mempersiapkan Mahasiswa Farmasi yang mampu menyesuaikan dengan zaman, agar kampus tidak mencetak pengangguran intelektual tetapi idealnya kampus sebagai laboratorium peradaban yang harus melahirkan agen-agen Problem Solving,” tutup Reina.
Laporan: Aldho
Editor: Aldho