Air Terjun Matapila, Wisata Alam Tersembunyi di Hutan Belantara Konut

  • Share
Air Terjun Matapila, Wisata Alam Tersembunyi di Hutan Belantara Konut. Foto: Istimewa.
Air Terjun Matapila, Wisata Alam Tersembunyi di Hutan Belantara Konut. Foto: Istimewa.

KONAWE UTARA, sultrainformasi.id – Destinasi wisata di Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) tidak tidak hanya terkenal dengan kekayaan budaya dan tradisi unik, juga memiliki banyak pesona wisata alam.

Salah satunya adalah tempat wisata Air Terjun Matapila. Lokasi ini berada di Desa Matapila, Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konut yang tersembunyi di dalam hutan belantara.

Pesona alam tersembunyi di dalam hutan belantara ini, pertama kali ditemukan oleh para pekerja kuli panggul rotan di dalam hutan belantara desa.

Saat ini, Air Terjun Matapila tengah digandrungi oleh wisatawan asal Konut dan sekitarnya maupun wisatawan luar daerah.

Berada di hutan belantara, Air Terjun Matapila ini diketahui tidak sekadar menawarkan pesona alam yang asri dan rindang, juga kesegaran air serta sejuknya udara sekitar.

Video yang diterima sultrainformasi.id, Air terjun ini tampaknya mengalir deras ke bawah. Disekitar wisata itu, juga terdapat beberapa air terjun berukuran kecil memiliki tingkatan yang membentuk aliran sungai.

Para penikmat wisata alam sangat disarankan mengunjungi tempat ini karena lokasinya yang masih asri dan kelilingi pepohonan yang rindang. Tempat ini cocok didatangi saat liburan akhir pekan.

Perjalanan menuju Desa Matapila, Konut bisa ditempuh dengan jarak 89 kilometer (km) atau sekitar 2 jam, 8 menit dari pusat ibu Kota Provinsi Sultra.

Jika sudah berada di Desa Matapila untuk sampai di wisata Air Terjun Matapila tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 40 hingga 50 menit perjalanan membelah hutan belantara.

Salah satu pengunjung, Bima asal Kendari mengatakan, untuk sampai dilokasi itu wisatawan bakal menghadapi jalur perjalanan yang cukup ekstrem.

“Perjalanan ekstrem itu akan terbayar jika telah sampai di tempat wisata air terjun,” kata Bima, pada Kamis (21/07/2022).

Salah satu pengunjung lainnya, Aldi asal Kendari mengaku, sangat terkesan setelah sampai ke tempat wisata alam tersebut.

“Keidahan air jatuh dan keasrian alam sekitarnya membuat rasa lelah perjalanan ekstrem tersebut hilang seketika. Diapun berharap semoga destinasi wisata ini dikembangkan oleh pemerintah daerah (pemda) setempat,” harap Aldi.

Sebagai informasi, walaupun treknya yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor tetapi dengan jalan kaki menjadi sensasi tersendiri saat menuju air terjun ini.

Pengunjung dapat lebih merasakan quality time dengan orang yang disayangi dengan berbagi cerita sepanjang perjalanan.

Laporan: Aldho
Editor: Aldho

  • Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *