BUTON SELATAN, sultrainformasi.id – Pelaku kreatif dari Komunitas Buton Selatan Creative (BSC) meluncurkan sebuah karya Film Pendek bergenre Drama Romantis berjudul ‘Di Waktu Senja’. Film pendek ini dibintangi tiga tokoh utama dan dua tokoh pembantu.
Yusran Haga selaku Line Producer mengatakan, ketiga pemeran tokoh utama itu bernama Aldy Sandiawan sebagai Ifan, Wa Ode Harliana sebagai Dian Zahra dan Yusuf Sahputra sebagai Iyan.
Kata Yusran, ide film pendek berdurasi 30 menit itu dari hasil kreasi Sutradara. Film itu bercerita tentang pertemuan seorang fotografer alam dengan penulis senja di tempat wisata-wisata yang ada di Buton Selatan (Busel) Sulawesi Tenggara (Sultra).
“Seiring sering bertemu, cinta mereka terbangun hingga mengutarakan cinta,” kata Yusran saat menceritakan secara singkat film tersebut melalui sambungan telephone, pada Sabtu (27/08/2022) malam.
Yusran melanjutkan, film Di Waktu Senja akan ditayangkan di Lounge Metro Entertaint Kota Baubau, Sultra.
“Untuk tanggalnya kita masih menunggu info dari pihak bioskop Metro. Film kami sudah masuk pemutaran selanjutnya bersamaan dengan dengan pemutaran film Santiago Oputa Yii koo,” jelas Yusran.
Dia juga menyampaikan, pembuatan film ini memakan waktu hingha satu bulan karena terkendala cuaca yang tidak bersahabat.
“Target awal pembuatan film ini 2 minggu. Tapi molor sampai sebulan karena terkendala cuaca, mulai syutingnya itu tanggal 19 Juni 2022,” ucapnya.
Lanjut Yusran, peluncuran film ini untuk memperkenalkan Komunitas Busel Creative sebagai wadah kolaborasi ide kreatifitas masyarakat Busel.
Dia pun berharap, dengan hadirnya film Di Waktu Senja dapat menjadi pemantik kepada genarasi muda untuk lebih percaya diri mengekspresikan karya dalam dunia perfilman.
“Selain itu dengah hadirnya film ini menjadi tonggak awal lahirnya industri perfilman lokal di Busel,” kata dia.
“Barangkali setiap karya pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, paling tidak kita terus suport karya anak daerah dalam berkarya,” lanjutnya.
Terakhir kata Yusran, dalam pembuatan film ini tidak ada bantuan dari pemerintah daerah (Pemda).
“Pemerintah sangat berperan besar dalam maju tidak industri perfilman lokal. Hari ini kami ingin mencoba berkarya dengan kemandirian yang dimiliki untuk memperkenalkan nama baik daerah melalui perfilman dan dunia komunitas,” pungkasnya.