KENDARI, sultrainformasi.id – Pelaku industri kopi yang tergabung pada komunitas 0/+ (Nol/Plus) Kendari peringati World Coffee Day (WCD) atau Hari Kopi Sedunia 2022. Menariknya, WCD 2022 sistem penilaian peserta lomba tarung Latte Art telah berstandar nasional.
Diketahui, event bergensi itu digelar selama dua hari yang dimulai sejak 1-2 Oktober 2022 bertempat di area Kafe X-Bro, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Sterring Commite Nol/Plus Kendari, Nugie Markai mengatakan, dalam event tersebut terdapat 12 tenant coffee shop dan sejumlah brand lokal yang ikut andil.
“Kemarin dan sampai malam ini, pihak panitia menyediakan 1.000 cup kopi gratis untuk dibagikan kepada pengunjung,” kata Nugie Markai saat ditemui sultrainformasi.id dilokasi kegiatan, pada Minggu (02/10/2022) malam.
Tidak hanya itu, lanjut Nugie Markai event tersebut juga dirangkaikan dengan product demo, sharing sesion dan choacing clinic.
“Dengan adanya rangkaian kegiatan peringatan WCD tahun ini, diharapkan semoga industri brand lokal dan coffee shop dapat lebih dikenal masyarakat hingga bersaing dengan kota besar lain di Indonesia,” harapnya.
Nugie Markai mengungkapkan, peringatan hari kopi sedunia tahun 2022 berbeda dengan tahun sebelumnya.
Dia menyebut, WCD 2022 peserta lomba kompetisi Latte Art akan dinilai dengan standar nasional. Selain itu, pihaknya juga menghadirkan juri skala nasional asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) bernama Yusril Asiz.
“Jadi peserta lomba yang masuk final, berhak melakukan open service dihadapan para juri dan menggambar sebaik mungkin sehingga audiens merasa terhibur dengan penampilannya,” kata Nugie Markai.
“Tahun ini penilaian banyak, karena peserta lomba persentasenya dia, bagaimana caranya melayani, bagaimana kebersihannya dan termasuk waktunya juga itu bakal dinilai semua,” sambungnya.
Juri asal Bone tersebut didatangkan karena secara latar belakang dia pernah juara region timur Indonesia untuk skala nasional.
“Juri nasional cuman satu yang didatangkan, juri yang lain semua asal Kendari (lokal) bernama Miko Darmala dan Surman Samaun,”jelasnya.
Nugie Markai mengatakan, peserta lomba Latte Art yang ikut andil dalam event tersebut sebanyak 16 orang dengan sistem battle.
“Dari 16 orang yang diperlombakan di hari pertama kini telah menyisahkan 4 orang yang masuk final. Hari ini empat orang itu akan bertarung kembali,” katanya.
Pantauan sultrainformasi.id, empat peserta yang ikut bertarung di final kompetisi Latte Art terlihat sangat menarik dan cukup menegangkan.
Setelah dilakukan penjurian, peserta lomba Latte Art yang keluar juara satu diraih oleh Aji Purnomo dari Local Coffee dan Chill sekaligus mempertahankan gelar juara yang diraih tahun lalu.
Kemudian, juara dua diraih oleh Ainun dari Toko Kopi Sinar, juara 3 dimenangkan oleh Febri asal Manual Coffee dan juara 4 diraih oleh Arista Salsabila dari Transeat.
Aji Purnomo yang keluar sebagai juara satu sangat mengapresiasi event yang digelar oleh komunitas nol/plus.
“Luar biasa acaranya keren, peserta-peserta yang terlibat juga bagus apalagi jurinya keren-keren semua. Mudah-mudahan acara begini bisa rutin diadakan supaya kami pelaku industri kopi enggak bosan dengan pekerjaan itu-itu mulu, jadi ada kegiatan positif didalamnya,” kata Aji saat ditemui usai menerima penghargaan juara.
Setelah berhasil mempertahankan juara, lanjut Aji dia mengatakan tidak menyangka bisa mempertahankan juara tersebut.
“Dengan persiapan yang minim ya, Alhamdulillah masih rejeki terus bangga pokoknya, senang dan bingung campur aduk,” senangnya.
“Insha Allah, saya tidak akan berhenti sampai disini ini akan menjadi batu loncatan buatku untuk jauh lebih baik lagi daripada malam ini,” pungkasnya.
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢 𝐆𝐨𝐨𝐠𝐥𝐞 𝐁𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐮𝐥𝐭𝐫𝐚𝐢𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢.𝐜𝐨𝐦, 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐧𝐢.