Bahas Eksistensi Mahasiswa, Komisariat IMM Fisip UHO Hadirkan Tiga Narasumber

  • Share
Bahas Eksistensi Mahasiswa, IMM Fisip UHO Hadirkan Tiga Narasumber. Foto: Istimewa.
Bahas Eksistensi Mahasiswa, IMM Fisip UHO Hadirkan Tiga Narasumber. Foto: Istimewa.

KENDARI, sultrainformasi.id – Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (Fisip), Universitas Halu Oleo (UHO) hadirkan tiga narasumber di kegiatan dialog mereka, pada Rabu (05/10/2022) malam.

Kegiatan dialog tersebut bertempat di Warkop 46, Jalan Prof. Dr. Abdurrauf Tarimana, Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Tiga narasumber yang dihadirkan itu yakni Ketua Cabang PMII Kendari Muhammad Alamsyah, Ketua Cabang GMNI Kendari Muh. Arfan, dan Ketua Cabang IMM Kendari Muh. Harwansyah. Para pimpinan organisasi itu masing-masing bawakan materi sesuai dengan tema yang diusung ‘Eksistensi Mahasiswa Dalam Membangun Peradaban Bangsa, di Era Disrupsi’.

Ketua Cabang PMII Kota Kendari Muhmmad Alamsyah, menuturkan bahwa eksistensi mahahsiswa dalam membangun bangsa, sebagai agen pembaharu, agen of control sosial dan agen moral force.

Pada perkembangan zaman teknologi yang sangat maju, Mahasiswa bisa menyampaikan kritik dan solutif di hadapan publik melalui sosial media, jika tak mampu turun kejalan. Hal ini diungkap Alamsyah Eks. Ketua BEM Fisip UHO.

“Memilih menyampaikan pendapat lewat media sosial menjadi salah satu ruang publik yang dewasa ini dimanfaatkan banyak orang, untuk berbicara segala hal termasuk protes pada pemerintah, yang merugikan masyarakat dalam memutuskan kebijakan,” ucap Muhammad Alamsyah.

Sementara itu, Ketua Cabang GMNI Kendari Ahmad Arfan yang diwakili ketua bidang Advokasi Syahril, menjelaskan bahwa mahasiswa harus bersatu dalam membangun gerakan sebagai agen of change, yang mendobrak perubahan terkait kebijakan yang merugikan masyarakat dan bercermin pada gerakan mahasiswa tahun 1998 yang menumbangkan rezim Soeharto.

“Masa Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden Suharto selama 32 tahun berakhir salah satunya karena ketidakpercayaan publik,” paparnya.

Syahril mengutip kata Bung Karno bahwa ‘Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri’, perkataan ini sudah terjadi di zaman saat ini yang sudah dijajah bangsa sendiri.

“Kenyataan saat ini kemerdekaan masi dalam penjajahan, hanya yang membedakan masyarakat Indonesia dijajah bangsanya sendiri, dijajah oleh elit pemerintah. Gerakan mahasiswa saat ini semakin surut menggalang masa dan mestinya kita harus bersatu kembali untuk menggengam perubahan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonsia,” tuturnya.

Ditempat yang sama, Ketua Cabang IMM Kota Kendari Muh. Harwansyah berpandangan, bahwa mahasiswa harus menciptakan zaman dan mampu beradapatif dalam kemasalahatan umat sebagai generasi penerus bangsa.

“Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda yang diharapkan sebagai pemimpin masa depan bangsa Indonesia, tentunya melekat banyak harapan untuk kemajuan bangsa dan dunia tentunya,” paparnya dihadapan peserta.

Tak hanya itu, bahwa mahasiswa bukan ajang untuk gagah-gagahan atau cari panggung dan lain-lain, tapi benar-benar menjadi konseptor, pencipta peradaban, agar mampu bersaing dengan (IPTEK). Sehingga mahasiswa tidak diperbudak oleh zaman.

“Di era perkembangan IPTEK, masi kata dia, yang sangat pesat ini tentunya harus selalu menjadi topik diskusi mahasiswa yang kemudian menjadi acuan untuk mahasiswa hari ini bergerak dan belajar lebih giat sebagai upaya dalam mengamalkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia,” ucapnya.

Ketua umum Cabang IMM Kota Kendari Harwan, mengapresiasi kegiatan dialaog yang diselenggarakan IMM Fisip UHO.

“Saya mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan IMM Fisip UHO, sebagai tempat bertukar pikiran dan pedapat,” ungkap Harwan Ketua Cabang IMM Kendari.

Selanjutnya, Ketua Umum IMM Fisip UHO Nurhaya, yang diwakili Sitti Hadija menyampaikan, bahwa dalam menghadapi arus global revolusi industri 4.0, yang dituntut dengan serba cepat, efektif dan solutif dalam segala bidang.

Mahasiswa sebagai agen perubahan, masi kata dia, yang mencerdaskan umat dan bangsa di tengah era yang sangat maju, dalam hal segala bidang, baik dalam sosial, ekonomi, budaya dan politik.

“Peralihan zaman akan menjadi persoalan fundamental bagi anak muda penerus bangsa, yang mesti dibekali dengan soft skill penuh talenta dan intelektual yang mumpuni, sehingga menjadi garda terdepan dalam melakukan gerakan revolusi dan solutif demi kemajuan organisasi maupun masa depan bangsa melalui konstribusi anak-anak muda saat ini,” ujar dalam sambutanya.

“Agar tidak kakuh dalam menghadapi tantangan zaman kedepan, perlu adanya skill yang terlatih sejak dini dan literasi yang baik, ketika sudah selesai dari kampus nantinya sudah memilki segudang pengalaman, yang siap berkontribusi positif tehadap bangsa dan negara,” sambung Khadija Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UHO.

Hal senada dengan juga disampaikan Ketua Panitia Immawan Syafik dia mengatakan, kegiatan edukasi seperti ini perlu dipupuk, untuk menjaga eksistensi mahasiswa sebagai agen perubahan, agar memberikan kontribusi positif untuk bangsa yang berorientasi pada teknologi yang kongkrit dalam dinamika sosial.

“Kami dari panitia sangat berterimakasih kepada seluruh pihak atas kehadirannya dan telah mensuport kegiatan dialog ini, sehingga bisa membangun kembali ajang silahturahim dan menambah wawasan pengetahuan baru,” tutup Syafik Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisip UHO.

𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢 𝐆𝐨𝐨𝐠𝐥𝐞 𝐁𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐮𝐥𝐭𝐫𝐚𝐢𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢.𝐜𝐨𝐦, 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐧𝐢.

  • Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *