KENDARI, sultrainformasi.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sultra, Bulog serta unsur Forkopimda mengikuti rapat yang digelar oleh Menteri Dalam Negri (Mendagri). Dalam rapat itu, Mendagri bahas terkait upaya pengendalian inflasi di masing – masing daerah secara zoom di Aula Merah Putih Rujab Gubernur, Sabtu (27/05/2023).
Mendagri, Tito Karnavian menjelaskan bahwa inflasi yang terjadi sampai saat ini sebagai dampak dari pandemi covid 19 yang terjadi kurang lebih 3 tahun sejak tahun 2019 sampai tahun 2022.
“Dampak dari covid 19 ini luar biasa seluruh aktifitas tergganggu dan sebagian berhenti hal ini menyebabkan keterpurukan ekonomi baik ditingkat petani, nelayan, pedagang sampai pada industri dan pabrik.
Olehnya itu, kata dia, dirinya meminta kepada seluruh jajaran yang terkait di daerah untuk fokus mengendalikan inflasi.
“Dalam kondisi seperti ini ditambah lagi dengan adanya suhu ekstrim yang mengancam beberapa negara termasuk indonesia yakni Elnino dan Lanina. Elnino yakni adanya musin kering dan lanina adalah musim penghujan,” sebutnya.
Tito melanjutkan inflasi setiap daerah berbeda-beda seluruh indonesia namun secara umum hampir terjadi inflasi semua khususnya beras, telur, bawang merah, cabai merah dan daging ayam ras paparnya.
“Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yakni perbaikan infrastruktur pertanian juga infrastruktur jalan baik jalan propinsi, kabupaten kota maupun akses jalan kelokasi sentra2 produksi dan pemasaran,” paparnya.
Sementara itu, Anton Timbang selalu Ketua Kadin Sultra mengatakan bahwa inflasi bukan sesuatu yang harus dihilangkan tetapi harus dikendalikan upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga ketersediaan barang yang cukup serta memastikan distribusi barang yang lebih lancar.
“Mengenai inflasi disultra saat ini sekitar 5,30% ini disebabkan beberapa faktor yakni transportasi, makanan dan minuman kemudian beliau melanjutkan bahwa inflasi pada dasarnya disebabkan tingginya permintaan dan stok terbatas pada sisi konsumen inflasi dapat menyebabkan menurunnya daya beli tapi pada sisi produsen inflasi merupakan berkah karena mereka mendapatkan harga jual yang lebih tinggi,” ucapnya.
Untuk itu, kata Anton, dirinya akan mengupayakan atau menyegerakan masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong atau lahan pekarangan agar lebih produktif, melakukan kerjasama antara daerah(KAD) dengan daerah produsen untuk memastikan ketersediaan barang yang dibutuhkan.
“Kita akan elakukan operasi pasar atau sidak untuk memastikan tidak terjadi upaya menahan barang oleh pedagang besar atau distributor dan terakhir melaksanakan pasar murah tujuannya disamping membantu masyarakat yang kurang mampu juga sebagai acuan agar pedagang tidak menaikkan harga tanpa aturan,” tutupnya.
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢 𝐆𝐨𝐨𝐠𝐥𝐞 𝐁𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐮𝐥𝐭𝐫𝐚𝐢𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢.𝐜𝐨𝐦, 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐧𝐢.