KENDARI, SULTRAINFORMASI.ID – Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 4 Kendari, Liyu menegaskan akan mengeluarkan 7 dari 14 siswanya yang terlibat perkelahian beberapa hari lalu. Hal itu dilakukan imbas adanya insiden muridnya baku hantam.
Ketujuh murid itu dikeluarkan lantaran sebelumnya telah memiliki catatan hitam dari pihak sekolah jauh hari sebelum adanya insiden perkelahian yang kembali melibatkan mereka.
“Terpaksa kami keluarkan tujuh siswa kami sebab ia memiliki catatan hitam. Masalah ini kembali melibatkan mereka membuat kami sangat berat untuk tetap mempertahankan siswa-siswa itu sebagai bagian dari sekolah ini,” kata Liyu kepada sultrainformasi.id, Jumat (27/09/2024).
Liyu menuturkan Insiden pemukulan itu diketahui bermula dari kegiatan Penerimaan Tamu Ambalan (PTA) yang digelar di Pantai Toronipa, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Ada siswa kelas 12 yang bukan panitia kegiatan turut ikut ke Pantai Toronipa dengan maksud ingin memukul adik kelasnya yang merupakan panitia kegiatan PTA.
Pemukulan itu dilakukan di Pantai Toronipa dan areal sekolah beberapa saat sebelum berangkat ke lokasi kegiatan tersebut.
“Korban pemukulan ini bukan peserta, tetapi panitia PTA. Setelah itu, ada siswa yang mengalami sakit dan harus menjalani perawatan. Entah itu karena kecapean atau memang karena pukulan,” terangnya.
Dari insiden itu, pihak sekolah lantas mengidentifikasi siswanya yang terlibat dan ditemukan ada sebanyak 14 pelaku. 7 di antaranya merupakan siswa yang telah catatan hitam dari sekolah.
Liyu mengungkapkan, imbas perkelahian itu pihaknya lalu memanggil orangtua masing-masing siswanya itu dan diberikan pilihan untuk dipindahkan atau dikeluarkan dari sekolah.
Namun seusai pertemuan yang dilakukan bersama para orangtua, sejumlah pelaku itu kembali mengumpulkan teman-temannya dan memukuli siswa kelas 11.
“Setelah saya melihat video yang beredar, ada 2 orang dari 7 siswa itu yang betul-betul disinyalir menjadi otak dari aksi tersebut.”
“Anak kelas 11 yang dipukul itu tidak membiarkan begitu saja. Mereka melawan, sehingga terjadilah chaos. Jadi anak kelas 12- lah yang menyerang,” bebernya.
Para pelaku itu lantas mendapat sanksi tegas dari pihak sekolah mengingat catatan hitam yang telah dimiliki dan beberapa tuntutan dari orangtua korban.
“Bahkan sudah ada orang tua yang melaporkan ke polisi akibat kasus ini. Intinya kami ingin suasana sekolah kembali aman dan tentram tanpa ada ancam,” tutupnya.
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢 𝐆𝐨𝐨𝐠𝐥𝐞 𝐁𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐮𝐥𝐭𝐫𝐚𝐢𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢.𝐢𝐝, 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐧𝐢.