KONAWE SELATAN, SULTRAINFORMASI.ID – Perusahaan tambang PT Wijaya Inti Nusantara (WIN) berlokasi di Desa Torobulu, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan membantu perbaiki aliran sungai atau kali guna mengantisipasi bencana banjir.
Sebab, belakangan setiap hujan deras turun, air sungai itu kerap meluap hingga menjadi langganan banjir di areal tersebut.
Warga bernama Dg. Beka Amir menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak PT WIN karena telah membantu melakukan perbaikan aliran, sehingga hadirnya normalisasi sungai itu tidak terjadi banjir lagi.

Amir mengatakan penyebab banjir di kawasan tersebut karena kecilnya penampungan dan aliran air di sungai sehingga sering tersumbat.
“Banjir di sini karena posisi kali kecil. Penampungan tidak ada dan sering tersumbat, makanya ini yang menjadi salah satu penyebab banjir,” kata Amir, Kamis (30/01/2025).
Amir merupakan pemilik tanah areal sungai itu menegaskan ia meminta tolong kepada pihak PT WIN untuk menggarap lahannya dengan tujuan mengantisipasi banjir terjadi lagi. Dengan permintaan itu, alat berat pun diturunkan dan perusahaan melakukan normalisasi sungai.
“Setelah dilakukan perbaikan aliran sungai oleh PT WIN, kami sangat terbantu karena tidak terdampak banjir lagi,” ujarnya.
Amir menambahkan, terkait isu tuduhan kepada perusahaan menambang di lokasi itu untuk mendapatkan keuntungan pribadi, tidaklah benar.
Semuanya murni permintaan dari warga di sana, sekaligus bentuk kerja sama dan komitmen PT WIN dalam memberikan kenyamanan kepada masyarakat lingkar tambang.
“Jadi, kalau ada video yang viral dan tuduhannya adalah PT WIN menambang ugal-ugalan, itu keliru. Saya selaku pemilik lahan yang minta tolong sama PT WIN supaya dinormalisasi ini kali ini,” tegasnya.
Saat proses normalisasi dilakukan menggunakan alat berat, Daeng tahu aturan yang berlaku. Ia telah meminta izin kepada warga sekitar dan mendapat dukungan penuh.
Selain itu, ia tidak mengizinkan proses kerja di lokasi itu berlangsung saat jam sekolah. Pasalnya, ada salah satu SDN yang lokasinya berdekatan dengan kawasan kali yang saat ini sedang dilakukan normalisasi.
“Pihak sekolah mendukung kami. Sekarang suasana libur, tapi kalau mau kerja ke depan, dilakukan setelah jam sekolah. Kita tidak mau anak-anak terganggu juga gara-gara pekerjaan normalisasi kali. Makanya kita atur semua waktunya,” paparnya.
Selain normalisasi kali, Daeng, mengaku bahwa lahannya yang ada di lokasi itu posisi berbukit. Sehingga ia meminta PT WIN agar diratakan sehingga ke depan bisa dijadikan lahan untuk mengolah hasil perkebunan.
“Kalau sudah rata, kali sudah lancar, saya mau tanam nilam di sini. Makanya saya minta tolong dulu supaya diratakan. Lagian, saya tidak pernah mau lahanku di beli oleh perusahaan,” tutupnya.
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢 𝐆𝐨𝐨𝐠𝐥𝐞 𝐁𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐮𝐥𝐭𝐫𝐚𝐢𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢.𝐢𝐝, 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐧𝐢.