Keutamaan dan Amalan Sunnah di Hari Jumat: Menggapai Pahala dan Keberkahan
NASIONAL, SULTRAINFORMASI.ID – Hari Jumat menempati posisi istimewa dalam Islam. Rasulullah SAW menyebutnya sebagai sayyidul ayyam atau penghulu segala hari. Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, Nabi bersabda, “Hari yang paling baik di mana matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan ke surga, dan dikeluarkan darinya. Dan tidak akan datang kiamat kecuali pada hari Jumat.” (HR. Muslim, no. 854).
Karena keistimewaannya, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah pada hari Jumat. Salah satu yang paling utama adalah mandi sebelum berangkat ke masjid.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa mandi pada hari Jumat, kemudian pergi ke masjid di awal waktu, maka seakan-akan ia berkurban seekor unta.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sunnah lain yang ditekankan adalah memakai pakaian bersih, berwangi-wangian, serta membersihkan gigi dengan siwak.
Allah SWT juga secara tegas memerintahkan umat Islam untuk segera memenuhi panggilan salat Jumat. Dalam QS. Al-Jumu’ah ayat 9 disebutkan: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Ayat ini menegaskan pentingnya berangkat lebih awal ke masjid dan meninggalkan urusan dunia saat azan Jumat berkumandang.
Di antara amalan yang dianjurkan adalah membaca Surah Al-Kahfi. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jumat.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi, dinilai sahih oleh Al-Albani).
Selain itu, memperbanyak shalawat juga menjadi amalan yang istimewa. Nabi bersabda, “Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jumat dan malam Jumat, barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Al-Baihaqi, dinilai hasan oleh Al-Albani).
Hari Jumat juga menjadi saat terbaik untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari Jumat ada suatu waktu, jika seorang muslim mendapati waktu itu lalu ia berdoa memohon sesuatu kepada Allah, niscaya Allah akan memberinya.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Banyak ulama menafsirkan waktu mustajab itu adalah setelah salat Asar hingga terbenam matahari.
Selain doa dan dzikir, khutbah Jumat juga wajib diperhatikan dengan khusyuk. Nabi SAW bersabda, “Apabila engkau berkata kepada temanmu pada hari Jumat ‘Diamlah!’, sementara imam sedang berkhutbah, maka engkau telah berbuat sia-sia.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menegaskan larangan berbicara ketika khutbah berlangsung.
Keutamaan hari Jumat semakin lengkap dengan janji penghapusan dosa di antara dua Jumat, sebagaimana sabda Nabi SAW: “Salat lima waktu, dari satu Jumat ke Jumat berikutnya, dan dari satu Ramadan ke Ramadan berikutnya, menjadi penghapus dosa-dosa di antara waktu-waktu itu selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim, no. 233).
Dengan dalil-dalil tersebut, jelaslah bahwa hari Jumat adalah kesempatan emas bagi umat Islam untuk memperbanyak amal kebaikan. Mulai dari mandi sunnah, berangkat lebih awal ke masjid, membaca Surah Al-Kahfi, memperbanyak shalawat, hingga berdoa di waktu mustajab, semua menjadi pintu keberkahan untuk meraih ridha Allah SWT.










