Sinonggi, Makanan Khas Kendari yang Kaya Manfaat Kesehatan
KENDARI, SULTRAINFORMASI.ID – Sinonggi, makanan berbahan dasar sagu yang menjadi identitas kuliner masyarakat Tolaki di Kendari, ternyata bukan sekadar pengganti nasi. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa sagu (Metroxylon sagu) memiliki manfaat besar bagi kesehatan, mulai dari menjaga kadar gula darah hingga mendukung aktivitas fisik.
Dalam penelitian mengenai indeks glikemik pangan lokal di Kendari pada Jurnal Penelitian Indeks Glikemik Pangan Lokal (2022), sinonggi disebut memiliki indeks glikemik yang relatif baik untuk dikonsumsi masyarakat, termasuk penderita diabetes. Hasil kajian ini menjelaskan bahwa dengan porsi dan pengolahan yang tepat, sinonggi bisa menjadi sumber karbohidrat alternatif yang lebih sehat.
Tidak hanya itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Lokman EF dkk. dalam Journal of Functional Foods (2020) mengungkapkan bahwa sagu mengandung pati tahan (resistant starch) yang bermanfaat untuk menurunkan lonjakan gula darah setelah makan. Kandungan ini juga berperan sebagai prebiotik, yaitu memberi asupan nutrisi bagi bakteri baik dalam usus yang mendukung kesehatan pencernaan.
Studi oleh Jusoh MRC dkk. dalam Journal of Sports Science & Medicin (2019) juga menyebutkan bahwa sagu sangat cocok digunakan sebagai sumber karbohidrat untuk kebutuhan energi olahraga. Pati sagu dinilai mampu memberikan suplai glukosa cepat bagi tubuh, sehingga sinonggi bisa menjadi pilihan lokal untuk atlet maupun masyarakat yang memiliki aktivitas fisik tinggi.
Menariknya, penelitian oleh Tukayo BL dalam Pharmaceutical Journal of Indonesia (2024) menemukan bahwa limbah empulur sagu mengandung senyawa fenolik, flavonoid, dan tanin yang memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa ini berpotensi membantu tubuh menangkal radikal bebas, meski dalam praktik sehari-hari lebih banyak ditemukan pada produk olahan selain sinonggi.
Selain dari sisi gizi, sejumlah penelitian sosial juga menegaskan bahwa sinonggi masih menjadi makanan pokok yang lekat dengan budaya masyarakat Sulawesi Tenggara. Dalam konsumsi rumah tangga, sinonggi tetap dipilih bukan hanya karena tradisi, tetapi juga karena nilai energinya yang tinggi.
Dengan hasil-hasil penelitian tersebut, sinonggi tidak hanya penting sebagai identitas budaya, tetapi juga layak disebut sebagai makanan fungsional khas Kendari. Konsumsi yang bijak dapat menjadikannya sumber energi sekaligus pangan sehat bagi masyarakat.












