KENDARI, SULTRAINFORMASI.ID – Seorang aktivis Kendari, La Ode Muhammad Safaat mengomentari usulan pembuatan patung Randi-Yusuf. Safaat menyebut upaya itu seakan menggambarkan mahasiswa tak berdaya dalam menuntaskan kasus kematian Randi-Yusuf.
Ketidakberdayaan mahasiswa itu, kata Safaat adalah ketidakmampuan mereka untuk terus bersolidaritas dalam membuat gerakan sebagai upaya mengusut kasus tersebut hingga tuntas.
Ia menilai usulan mengenai pembuatan patung Randi-Yusuf justru melenceng dari tujuan yang dimaksud.
“Saya mengecam teman-teman mahasiswa ketika menginisiasi pembuatan patung tapi justru sebenarnya menggambarkan seakan mahasiswa itu tak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Safaat kepada sultrainformasi.id, Senin (30/09/2024) malam.
Bukan tanpa alasan, ia menyayangkan langkah yang diambil oleh sekelompok aktivis yang justru menginisiasi pembuatan patung ketimbang melihat persoalan tersebut lebih dalam.
“Melihat persoalan ini lebih dalam karena ketika orang lain membaca pola ini berarti secara tidak langsung membongkar kelemahannya, ketidakmampuannya mereka untuk bersolidaritas,” tegasnya.
Bagi Safaat, kematian yang dialami Randi-Yusuf pada 2019 silam merupakan persoalan yang mesti ditempuh secara hukum.
Maka melalui momentum September ini, seharusnya hal yang perlu dilakukan adalah konsisten mendesak penyelesaian hukum atas kematian kedua mahasiswa itu.
“Fokusnya itu adalah terkait penuntasan kasusnya yang sampai sekarang belum selesai.”
“Serta menagih komitmennya negara meminta terhadap kepolisian untuk tertib tidak melakukan tindakan-tindakan brutal dalam merespons suara-suara itu di jalanan,” terangnya.
Lahirnya usulan pembuatan patung lantas mendatangkan kekecewaan baginya lantaran esensi dari persoalan itu seakan luput dari ingatan mahasiswa dan aktivis.
“Ngapain demo ke DPR hanya karena persoalan patung sementara kasus Randi-Yusuf ini kan persoalan hukum,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyetujui permintaan Mahasiswa pembuatan patung Immawan Randi dan Yusuf Kardawi. Pihaknya pun berjanji dihadapan massa aksi monumen itu dibangun 2025 mendatang.
Permintaan Mahasiswa itu dilakukan saat menggelar aksi damai di gedung DPRD memperingati lima tahun meninggalnya Randi-Yusuf.
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢 𝐆𝐨𝐨𝐠𝐥𝐞 𝐁𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐮𝐥𝐭𝐫𝐚𝐢𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢.𝐢𝐝, 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐧𝐢.