Soal Pilrek UHO Kendari 2025, Aksi Demo Rusuh: Rektor dan Dosen Nyaris Baku Hantam

Soal Pilrek UHO Kendari 2025, Aksi Demo Rusuh: Rektor dan Dosen Nyaris Baku Hantam. Foto: Istimewa.

KENDARI, SULTRAINFORMASI.ID โ€“ Demo menolak hasil Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari 2025 berujung ricuh, Kamis (10/07/2025) siang. Aksi protes yang mempersoalkan dugaan kecurangan itu memanas hingga Rektor UHO, Prof Zamrun Firihu, nyaris baku hantam dengan seorang dosen di hadapan ratusan mahasiswa.

Kericuhan terjadi di depan gedung rektorat saat ratusan mahasiswa berkumpul memprotes hasil Pilrek pengganti Prof Zamrun. Massa menuding proses Pilrek UHO 2025 sarat kecurangan karena disebut-sebut ada cawe-cawe rektor untuk memenangkan calon terpilih, Prof Armid.

Situasi makin panas ketika Prof Zamrun muncul menemui mahasiswa. Namun kondisi yang tegang membuat dialog gagal dilakukan. Massa mendesak masuk ke gedung rektorat. Mobil komando aksi diminta mendekat ke pintu masuk untuk memimpin orasi.

Prof Zamrun mencoba menghadang mobil aksi sambil berkata, โ€œJangan mi, jangan mi.โ€ Namun, seorang dosen berinisial LE tiba-tiba menghadang rektor, memicu saling dorong dan nyaris baku hantam.

“Biar rektor saya tidak takut,” ujar dosen LE menantang.

Ketegangan berhasil diredam setelah petugas keamanan kampus dan beberapa staf melerai keduanya. Meski adu jotos urung terjadi, bentrok kecil antara massa mahasiswa dan pihak kampus tak terhindarkan. Usai insiden itu, Prof Zamrun langsung meninggalkan lokasi demonstrasi.

Koordinator aksi, Ferli Muhammad Nur, menegaskan demonstrasi dilakukan sebagai bentuk protes terhadap hasil Pilrek UHO 2025 yang dinilai sarat kecurangan. Ia menuding rektor aktif ikut campur mengatur hasil pemilihan.

“Ada cawe-cawe dari pihak birokrasi kampus. Seharusnya pemilihan rektor itu digelar minimal masa jabatan rektor berakhir. Faktanya, proses pemilihan dilakukan 3 bulan sebelum masa jabatan habis,” kata Ferli.

Ia juga menuding Prof Zamrun melakukan intervensi dengan membuat peraturan baru yang mengurangi jumlah anggota senat dari 121 menjadi 49, tepat sebelum pemilihan.

Menurut Ferli, mahasiswa kecewa berat dengan tindakan rektor. Ia juga menyoroti keputusan Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Dikti Saintek) yang memperpanjang masa jabatan Prof Zamrun selama 3 bulan.

“Kami khawatir dengan perpanjangan masa jabatan ini muncul lagi kecurangan-kecurangan baru. Apalagi, proses Pilrek belum selesai karena belum ada pelantikan,” tandasnya.

๐‰๐š๐ง๐ ๐š๐ง ๐ฅ๐ฎ๐ฉ๐š ๐ค๐ฎ๐ง๐ฃ๐ฎ๐ง๐ ๐ข ๐›๐ž๐ซ๐ข๐ญ๐š ๐ฅ๐š๐ข๐ง๐ง๐ฒ๐š ๐๐ข ๐†๐จ๐จ๐ ๐ฅ๐ž ๐๐ž๐ซ๐ข๐ญ๐š ๐ฌ๐ฎ๐ฅ๐ญ๐ซ๐š๐ข๐ง๐Ÿ๐จ๐ซ๐ฆ๐š๐ฌ๐ข.๐ข๐, ๐›๐š๐œ๐š ๐๐ข๐ฌ๐ข๐ง๐ข.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup