Viral! Aksi Ricuh di UHO, MPM Serukan Tolak Kekerasan: Kampus Bukan Medan Tempur
KENDARI, SULTRAINFORMASI.ID – Suasana Universitas Halu Oleo (UHO) mendadak panas pada Kamis, 10 Juli 2025. Sebuah video yang beredar luas memperlihatkan kericuhan dalam aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung Rektorat. Aksi yang awalnya berlangsung sebagai penolakan terhadap perpanjangan masa jabatan rektor, justru berubah menjadi insiden yang mencederai etika akademik dan semangat intelektual kampus.
Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) UHO, Alvin Rezky Saputra, angkat bicara. Dalam pernyataannya, Alvin menyatakan keprihatinan atas kejadian tersebut dan menegaskan bahwa MPM berdiri sebagai penyeru moral, bukan pembela salah satu pihak, baik rektorat maupun kelompok mahasiswa.
“Kampus bukan medan konflik fisik, tapi ruang aman menyampaikan gagasan dan kritik. Mari kita jaga wajah intelektual UHO,” kata Alvin.
Menurut Alvin, aksi yang mengarah pada kekerasan dan tindakan provokatif telah menyimpang dari nilai-nilai luhur akademik. Ia mengajak seluruh civitas akademika untuk kembali pada semangat dialog dan etika berpikir yang menjadi ciri khas dunia pendidikan tinggi.
Terkait polemik perpanjangan masa jabatan rektor, Alvin menekankan bahwa kebijakan tersebut bukanlah hasil keputusan sepihak pihak kampus, melainkan berasal dari otoritas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek).
Oleh karena itu, saluran kritik yang tepat seharusnya diarahkan ke kementerian, bukan kepada pimpinan kampus dengan cara-cara yang destruktif.
“Jika tidak setuju, sampaikan melalui kanal yang bermartabat – advokasi, kajian akademik, forum ilmiah, atau penyuratan resmi. Bukan dengan bentrokan,” tegasnya.
Alvin menekankan pentingnya menjaga marwah UHO sebagai tempat membangun peradaban berpikir. Hak menyampaikan aspirasi adalah hal konstitusional bagi mahasiswa, namun tetap harus dijalankan dengan menjunjung tinggi etika, norma hukum, dan semangat intelektual.
“Etika adalah jantung akademik. Tanpa etika, kampus hanyalah ruang kosong tanpa makna,” tutupnya.
MPM UHO mengajak seluruh elemen kampus – mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, hingga pimpinan – untuk bersatu menjaga suasana yang kondusif. Kritik dan aksi harus mendorong perbaikan, bukan menciptakan luka dan perpecahan.
Menolak kekerasan, mendukung aspirasi damai – inilah jalan intelektual sejati.
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢 𝐆𝐨𝐨𝐠𝐥𝐞 𝐁𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐮𝐥𝐭𝐫𝐚𝐢𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢.𝐢𝐝, 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐧𝐢.









